Kenapa Kita Harus Valid CSS dan HTML

Kenapa Kita Harus Valid CSS dan HTML?? Pertanyaan itulah yang muncul di benakku pagi ini. semua berawal ketika aku mulai menulis tentang CSS3. Setelah menulis artikel berjudul "Membuat Efek Transparan dengan CSS3" aku memutuskan untuk blog walking. Setelah kesana kemari bertanya dan belajar, aku menemukan banyak sekali orang bertanya mengenai "valid kah kode css seperti itu??".

Nah lho?? Sebenernya aku sudah mengerti masalah validasi css dan html ketika aku menulis artikel berjudul "Membuat Halaman Home, Berbeda dengan Halaman Posting" artikel itu sendiri bersumber dari blog-nya kang jalu yang berjudul "Membuat Halaman Blog Dinamis, bag kedua" nah disana ada kang rohman yang berkomentar mengenai validate css. nah dari situlah -- DULU-- aku pernah mencoba mengurangi banyak eror pada proses validasi. Waktu berselang, sudah lama aku tidak mencoba mem-validasi blog ini. Sekarang valid ga blog ku ya??. Pas aku validate blogku, hasilnya??? HANCUR...


Sebagai pengguna platform blogger, aku sadar sesadar-sadarnya bahwa tidak mungkin kita kaum blogger A.K.A Blogspot bisa valid css dan html ( kayaknya sih seperti itu ), alasanya kenapa?? karena ada "sesuatu" yang --katanya-- jika kita hilangkan akan melanggar TOS dan membuat akun kita di banned oleh blogger. Itu tuh yang nempel di atas kita, yang sekarang aku buat auto hide. Satu-satunya cara agar valid adalah menghilangkan navbar (dan tanggung sendiri akibatnya). Yups navbar blogger sendiri tidak valid css ( maaf jika aku sok tahu, karena hanya itu yang aku tahu ). [ Terima kasih kepada DANI dari http://daniiswara.com/ atas inspirasi untuk paragraf ini. Artikel ini pun awalnya hanyalah sebuah komentar yang akan saya tulis di "Alasan Validasi HTML – Jangan Tanyakan Lagi" tapi karena terlalu banyak akhirnya saya memutuskan untuk saya jadikan artikel. ]

Itu belum seberapa, kalau kita mau main-main dengan css, sekarang-sekarang ini kita dihadapkan pada tembok besar bernama "BROWSER". Seperti yang pernah aku singgung disini dan disini, bahwa ada dua browser besar yang membuat kita kerepotan. Mau nulis "A" saja harus ditambahkan 'b' untuk browser '1' dan 'c' untuk browser '2' halaaah g praktis... Bayangkan bagaimana nantinya si "Organinasi itu" akan mem- validasi, dan bayangkan juga bagaimana nantinya kita akan menulis css. Kenapa mereka (web desainer/"Organinasi itu" dan browser) tidak duduk bersama dan menyelesaikan masalah demi kebaikan bersama?? agar masalah validasi bisa di "update" dengan cepat.

Bukanya mau mendiskriditkan ( halah aku juga ga tau artinya, intinya merendahkan ) orang-orang yang dengan susah payah membuat blog atau website mereka validated, tapi sungguh aku bingung, aku harus bagaimana. tapi saya percaya banyak kode-kode css yang sekarang belum bisa valid, suatu hari akan bisa " This document validates as CSS level 3"(sok tahu). Bahkan setelah valid pun kita harus mengenal yang namanya Accessibility Initiative (WAI) --The mission of the Web Accessibility Initiative (WAI) is to lead the Web to its full potential to be accessible, enabling people with disabilities to participate equally on the Web.-- pusing ga??

Kesimpulan ku sih gini : hari gini hampir tidak mungkin untuk validate css dan html. kita cuma desainer ( halah sok ngaku desainer--aku bukan desainer, cuma seorang blogger yang suka utak-atik template-- kaya kata siapa ya?? ), kecuali tampilan desain kita "jadul" baru kita bisa valid. apa mungkin?? hanya karena satu atau dua hal kita menghilangkan "sense of design" kita?? toh pada kenyataanya (akhir-akhir ini) bayak web/blog yang tampilanya bagus, tapi mereka tidak valid, dan mereka tetap 'melaju'... Apa kita harus menyerah, duduk diam dan membiarkan 'kereta masa' meninggalkan kita??

Untuk berlangganan
Masukan alamat email anda:

Delivered by FeedBurner

  1. Komentar dejavu saya [lagi]:

    Jika kembali (dan kembali...lagi lagi) menyatakan hanya desain jadul nan konservatiflah yang bisa valid, baca kembali alasan validasi HTML itu! Itu memang pertanyaan purba nan klasik.

    Itu hanya keterbatasan desainer Webnya. Bukan penghambat kreativitas. Mengapa bukan koneksi Internet lambat saja yang dipakai sebagai kambing hitam? Mengapa bukan karena adanya penyandang disabilitas pengakses Web saja yang dipakai sebagai kambing hitam? :)

    Lihat kembali accessible & pleasing visually web design (Dani Iswara .com).

    Kan memang tidak ada (hukum dejure) yang mewajibkan valid? Kecuali misalnya suatu ketika valid XHTML/CSS adalah haram. Kecuali misal aturan di suatu negara/universitas mengharuskan kesalahan maksimal sekian galat, sehingga tim verifikasi situs publik milik negara/universitas tidak banyak melakukan revisi desain.

    Jadi, jangan terlalu dipikirkanlah. :)

    Jika mau (bisa) valid, lakukan saja! Tanpa ribut lagi. Tanpa perlu memasang labelnya. :)

    Blogspot juga bisa valid kok, saya coba di valid-xhtml.blogspot.com.

  2. blogspot bisa valid tetapi harus berkorban banyak karena beberapa error disumbang oleh fungsi & fitur blogger sendiri.
    Banyak orang yg beralih ke XHTML transitional agar terhindari dari tragedi ini.

    Markup memang bukan keharusan meski bagi beberapa orang itu adalah kebutuhan.

  3. rupanya aku sudah membangunkan raksasa tidur..
    maaf..
    sunguh aku tidak bermaksud apa-apa...
    aku cuma orang bodoh yang sok tau...
    karena hasil ke-sok tahu-an ku akhirnya aku menjadi bingung sendiri, dan mulai kehilangan identitas yang kemaren sudah hampir aku dapat...

    sekali lagi aku minta maaf karena kebingunganku...

    terimakasih sudah berkunjung ke blog aku ini..

  4. Kalau yang sejenis CSS3, HTML5, SVG, MathML, sebagian masih berstatus draft--yang tersebut 2 pertama. silakan dicek di daftar dokumen W3C. Sebagian--2 terakhir--sudah standar resmi, tapi belum semua peramban Web desktop modern mendukung. Misal: animasi SVG belum didukung Firefox sebelum versi 4, MathML baru saja (akhir tahun 2009) akan didukung oleh WebKit (Safari, Google Chrome). Itu baru peramban Web desktop. Belum yang mobile. Belum lagi screen reader. :)

    Sah saja memakai & mencoba pelbagai fitur teknologi terbaru. Konsekuensinya memang mesti rajin cek lintas browser, jika dirasa perlu.

    Yang WAI ngga akan bikin pusing jika pernah atau mau merasakan menjadi penyandang disabilitas. :)
    Mau coba akses Web tanpa tetikus? Mau coba akses Web tanpa tangan? Mau coba akses Web dengan menutup mata? Mau coba akses Web dengan koneksi Internet berlabel 3.5G tapi hanya dapat GPRS nan lambat? Mau coba akses Web di bawah terik matahari tapi kontras layar komputer/ponsel dan halaman Web kurang?

    Mas Biyan, dikatain raksasa tuh. :)

    Terima kasih apresiasinya. Semoga Tuhan yang membalas.

  5. kalo buat valid2an kyknya memang susah, mungkin halaman polos aka naked baru bisa valid kalo di blogger... hha.... ampun dh........

  6. to dani: Pusiiiiiiing...
    masalah WAI saya sangat setuju. itulah kenapa saya berusaha memperkenalkan tentang itu di sini.

    to Biyan: Bukan kamu kok yang raksasa..., yang raksasa adalah temen-temen yang telah bersusah payah validated blog-nya yang --mungkin-- akan membenci saya dengan artikel saya kali ini...

    to febriyanto: salam kenal...

    to all: saya bukanya mau ngajakin untuk tidak validated, saya hanya ingin mengatakan bahwa "desain adalah bebas dan seharusnya tidak dibatasi" jika suatu hari saya bisa valid dengan desain yang saya inginkan, kenapa tidak??

    terimakasih sudah datang ke blog aku ini.

  7. Nuedges,
    Hi hi hi...diskusi ini kan untuk wacana diskusi. Semua desain ada alasan & filosofinya. Saya juga tidak mengharuskan untuk valid atau tidak valid.

    Justru anggapan desain adalah bebas dan seharusnya tidak dibatasi itu mestinya bukan ditodongkan pada rekomendasi W3C, WAI-W3C, aturan bahasa Indonesia baku, hak asasi akses layanan publik, hukum Section 508, hukum Stanca Act, hukum DDA, dan sejenisnya.

    Menurut saya, yang membatasi itu hanya kemampuan manusia di belakang situs itu sendiri! Kalau misalnya saya hanya bisa membuat situs yang bak sayur tanpa garam, jangan salahkan rekomendasi W3C, tapi salahkan saya yang bukan desainer Web, tak punya rasa seni untuk membeli garam, pemakai Internet GPRS.

    Untuk pengguna Blogspot, bisa saja menyalahkan Blogger.com itu sendiri. Karena tidak mengedukasi penulisan markah XHTML yang baik! Ibarat orang baik di lingkungan buruk. Saran saya, pakai WordPress! He he he...Jika bisa menerima kebebasan yang diberikan Blogspot, nikmati saja karunia itu. Tidak usah mengeluh!

    Sama seperti Linux. The limit is the user itself.

    Sesungguhnya, desain adalah bebas dan seharusnya tidak dibatasi, menurut saya tetap ada batasnya. Kecuali bikin standar XHTML/CSS/ECMAScript/SVG/MathML dll. seenaknya sendiri. Sebebas-bebasnya bahasa al4y dan ambigram, tetap ada normatif/pola visual yang membatasi/harus diikuti. :)

  8. Thanks infonya
    Kursus internet secara online yang di jamin bisa belajar internet secara cepat
    dan dijamin pintar menguasai internet untuk pemula dan pendaftaran member memakai pulsa 25rb .
    Buruan Daftar!!! http://dijaminpintar.totalh.com
    thanks to this blog

  9. Thanks for the good information...very good blog site.

  10. Sepertinya yg dimaksud raksasa bukan saya, tapi bli Dani :) piss.

    Saya sendiri ingin valid tapi tidak mau ambil pusing untuk itu. Bahkan saya tidak rela untuk memangkas vitur penting. Konsekuensinya blogku tidak valid deh..hufff.

    Ada yang memberikan solusi untuk beralih ke Transitional, tapi saya tidak akan melakukannya. Itu bukan gaya saya untuk bervalidasi ria.

    Btw, gw suka quote ini: The limit is the user itself

    terus, org diatas saya itu kirain adminya W3C Validator. Haha

  11. to biyan:Transitional?? apaan tuh?? oke deh aku bljr ttg Transitional dulu..

    "The limit is the user itself"
    pas pertama baca jg aku ngrasa wuih... kereen...

    cm orang yang lg nembak kiwot...

  12. Biyan,
    Para konsultan desainer web yang ortodok di luar sana malah menganjurkan memakai doctype HTML. Tidak masalah Transitional atau Strict.

    Doctype Transitional pun bisa dibuat strict jika memang penyajinya taat asas atau tertib menuliskan markah/'markup' strict. Maksudnya positif, seefektif mungkin membedakan konten (X/HTML) dan presentasional (CSS). Mengurangi ukuran berkas di konten. Memudahkan pemeliharaan dan kustomisasi di kemudian hari. :)

  13. Ternyata ada yang sependapat dengan saya.. :)

  14. Surya,
    Ya, topik ini memang pertanyaan/pernyataan klasik kok. Sejak tahun 2004 sudah dibahas di beberapa blog, forum, dan milis di Indonesia. :)

  15. Saya pikir seorang web desainer tidak akan berpikir dua kali tentang validasi dokumen.

    Mengenai blogspot, saya tidak lagi menggunakannya, lebih baik tidak ikut berkomentar.

  16. Saya adlh org yg msh blajar, m'f sbelumnya kepada master semuanya, ada Kbar bgus, Template blogger sdh ada yg valid html 100%,, namun, msh mlakukan pnelitian lbh lnjuT mngenai validasi css external blogger.. Template valid html bsa d peroleh di Boomtemplate.com.. Skaligus Situs ini sbgai smpel 100% valid html.. Mhon dkungan saudara smwanya .. Trims, jgn lupa brkunjung, silahkan britahu tman saudara lainnya.. Salam blogger ;)

  17. Tutorial blog tentang "Kenapa Kita Harus Valid CSS dan HTML" ini sangat bermamfaat...
    Terima kasih banyak...

Posting Komentar